Kita telah di beri peluang untuk membaiki diri, selagi nafas di pinjamkan. Jika semalam kita melihat ke belakang, biarkanlah jika semata mata untuk mengambil iktibar, bukan mencerca akan kesalahan yang di lakukan bukan juga untuk menyalahkan orang.
Selain dukacita akan kenaikan harga barang dan gaji yang masih di takuk lama, apakan kita lupa untuk bersyukur di dalam dukacita yang makin mencengkam.
Apa perlukah kita lemparkan segala kesalahan kepada pemimpin atau kita ambik peluang dalam keperitan hidup dengan banyak banyak mengkaji semula cara perbelanjaan kita. Hikmah itu datang bukan semata terpampang dengan kegembiraan, selalunya ianya datang dengan kehambaran kehidupan yang tampak menyesakkan.
Contohnya, minggu lepas ketika Seri sesat jalan , dan makin jauh sesat, entah mana jalan yang perlu di ambik , terlalu banyak bulatan menyebabkan makin lama makin jauh perginya, terlempar kami di pangkal jalan.
Pertama yang keluar dari mulut Seri adalah keluhan, namun cepat cepat pula berterima kasih kerana kalau tidak makin jauh ke dalam Klang lah Seri sesat.
Makin mudah mencari tempat yang di tuju setelah jalan yang di lalui adalah jalan yang biasa Seri tempuhi.
Begitulah kehidupan, jika besok dah makin senget dan hampir rebah dek sebab pegangan yang makin menyerabutkan...pulang lah ke pangkal jalan. Ambik lah jalan yang mudah faham dan terang benderang.
Seri
No comments:
Post a Comment